Biografi
ROMO YB.MANGUNWIJAYA
(6 MEI 1929 – 10 FEBRUARI 1999)
Biografi
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr, yang dikenal luas dengan panggilan Romo Mangun, lahir di Ambarawa, Kabupaten Semarang, 6 Mei 1929.
Romo Mangun meninggal di Jakarta, pada 10 Februari 1999 dalam usia 69 tahun.
Romo Mangun dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik (bahasa Jawa untuk “rakyat kecil”).
Romo Mangun adalah anak sulung dari 12 bersaudara pasangan suami istri Yulianus Sumadi dan Serafin Kamdaniyah. Pak Sumadi, ayah Romo Mangun, adalah seorang guru.
Pendidikan
- STM Jetis, Yogyakarta (1943-1947)
- SMU-B Santo Albertus, Malang (1948-1951)
- Seminari Menengah Kotabaru, Yogyakarta (1951)
- Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius, Mertoyudan, Magelang (1952)
- Filsafat Teologi Sancti Pauli, Kotabaru, Yogyakarta (1953-1959)
- Teknik Arsitektur, ITB, Bandung (1959)
- Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule (RWTH) Aachen, Jerman (1960-1966)
- Fellow Aspen Institute for Humanistic Studies, Colorado, AS (1978)
Sastra dan Kebudayaan
Masyarakat luas mengenal Romo Mangun sebagai pembela bagi mereka yang miskin dan terpinggirkan. Ini ikon Romo Mangun yang paling besar. Ini pula yang mendasari banyak karya sastranya. Romo Mangun dikenal melalui novelnya yang legendaris berjudul Burung-Burung Manyar.
Mendapatkan penghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun 1996. Ia banyak melahirkan kumpulan novel seperti : Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa, Roro Mendut, Durga/Umayi, Burung-Burung Manyar dan esai-esainya tersebar di berbagai surat kabar di Indonesia. Bukunya Sastra dan Religiositas mendapat penghargaan buku non-fiksi terbaik tahun 1982.